Dosen : Dr Iswandani Syahputra
Televisi merupakan media massa dengan daya jangkau yang luas. Keunggulan televisi terletak pada kemampuannya menayangkan informasi dalam bentuk audio dan visual. Tak heran Tv merupakan media hiburan yang mendapat perhatian lebih dari masyarakat. Menurut Wimmer, televisi bisa sebagai institusi pendidikan, sosial, ekonomi dan budaya. Benar saja, melalu berbagai tayangan masyarakat bisa belajar akan sesuatu, baik itu nilai edukatif, sosial maupun keagamaan. Berbagai program acara dari yang bernilai hiburan hingga mistik tiap harinya ada menghiasi layar kaca pemirsanya. Berbagai stasiun televisi saling berlomba mengejar rating dari tiap-tiap program. Era teknologi dan informasi menyebabkan tumbuh pesatnya stasiun televisi, di Indonesia hal itu terjadi karena pasar penonton yang menjanjikan, cakupan wilayah yang luas (coverage), maraknya pertumbuhan PH dan didukung dengan ploa menonton masyarakat yang tidak sehat.
Semakin banyaknya stasiun tv yang bermunculan (saat ini jumlah stasiun tv lokal yang telah bersiaran 119) menunjukkan adanya persaingan antar stasiun tv. Rating menjadi rujukan utama produksi program, alhasil sinetron-sinetron bisa mencapai beratus-ratus episode dan jalan ceritanya pun sudah tidak nyambung lagi bahkan terlihat memaksa hanya karena ratingnya tinggi. Rating adalah evaluasi atau penilaian atas sesuatu. Rating merupakan data kepemirsaan televisi. Data merupakan hasil pengukuran secara kuantitatif. Jadi rating bisa dikatakan sebagai rata-rata pemirsa pada suatu program tertentu yang dinyatakan sebagai persentase dari kelompok sampel atau potensi total. Dampaknya isi (program) tanyangan dari berbagai stasiun televisi hampir seragam. Namun, semua tayangan berating tinggi belum tentu berkualitas tinggi bagi pemirsa.
Contoh tayangan yang berkualitas rendah tapi mendapat rating tinggi, antara lain:
- Putri yang ditukar : menampilkan seorang penggangguran yang mengutang hingga dipukuli debcollector.
- Uya memang Kuya: tidak masuk akal dan membuka privasi orang di ruang publik
- Opera Van Java: Mendapat kritikan dari pencinta lingkungan karena penggunaan styrofoam.
Sebaliknya tayangan yang berkualitas tinggi malahan mendapat rating rendah, seperti Kick Andy, Oasis, Dunia Binatang. Televisi sebagai media massa juga memegang peranan dalam Agenda Setting. Menurut teori agenda setting, berita yang terus menerus mendapat sorotan dari media akan lebih akrab bagi pemirsanya dan menjadi topik perbincangan dalam beberapa periode. Artinya tayangan yang disiarkan terus menerus bisa menjadi agenda publik. Misalnya kasus Prita Mulya Sari vs RS Omni Internasional.akibat curahan hatinya dalam sebuah mailist terhadap RS Omni yang dianggap mencemarkan nama baik RS tersebut. Media terus menerus menayangkan berita perkembangan mengenai kasus Prita. Agenda publik saat itu bebaskan Prita hingga terkumpulnya koin peduli Prita sebagai wujud simpatik masyarakat dan pemerintahpun turut mengeluarkan kebijakan. Kasus Prita mebuktikan kekuatan Agenda Setting. Selain itu akibat lain persaingan tidak sehat industri televisi memberikan kesempatan terpusatnya kepemilikan stasiun televisi. Pendek kata stasiun televisi itupun menjadi alat propaganda karena berada di bawah kekuasaan tertentu. pemilik media bisa menguasai opini, contohnya tvOne tidak menyebutkan lumpur lapindo melainkan menyebutnya sebagai lumpur Sidoarjo, karena tvOne berada dibawah kepemilikan Bakrie.
Berbagai informasi dapat kita dapatkan melalui sebuah kotak ajaib yang dinamakan televisi. Televisi bisa menjadi kawan ketika program-program acara yang ditayangkan adalah program acara yang bersahabat, bermanfaat dan memberikan rangsangan positif terlebih memberikan nilai edukatif. Dan menjadi lawan ketika tayangan tersebut tidak mendidik, tidak masuk akal, lebih memiliki unsur negatif ketimbang positifnya. Sebisa mungkin tidak menerima mentah-mentah program-program acara yang tayang. Individu akan berperilaku agresif apabila sering menonton tayangan yang berbau kekerasan, tayangan mistik bisa menyebabkan halusinasi akan keberadaan makhluk-makhluk halus hingga mengganggu ketenangan hidup, tayangan-tayangan berbau pornografi hanya akan semakin merusak moral anak bangsa. Bagaimana dengan anda, televisi...kawankah atau lawan?