Selasa, 07 Juni 2011

"Knowledge is Power but Character is More"

Pada hari Jumat,27 Mei 2011 Fikom Untar menyelenggarakan seminar internasional dengan tema "National Character Building and Sustainable Development." Adapun dua badan dunia turut mewarnai isi seminar ini, yakni UPF (Universal Peace Federation) dan UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization). Mengikuti seminar ini membuat saya semakin yakin bahwa pendidikan karakter adalah suatu hal yang penting. Manusia selalu memandang  bahwa ketika dirinya memiliki pengetahuan yang luas, ketika ia menguasai dunia pendidikan, ketika ia menguasai suatu ilmu,ia lah pemegang kekuasaan. Tapi ia lupa ada hal penting selain itu yang patut dikembangkan, yaitu Karakter. Hal yang sama juga saya temukan di gereja ketika seorang Pendeta berkhotbah. Ia seringkali mengatakan bahwa menurut penelitian, 80% kesuksesan diraih dengan EQ yang baik. Saya semakin yakin dengan sebuah sebutan "Knowledge is power but Character is More" Kalau kita memiliki karakter yang baik, dunia akan mencintai kita-mari kita mulai berpikir dengan skala yang luas, menjadi sesuatu untuk dunia karena kita lah the next generation, mulailah berpikir kalau bukan kita,siapa lagi??


Prof.  Dr. R. Agus Sartono salah satu pembicara dalam seminar memberikan sebuah kutipan berharga yang patut kita renungkan. "If wealth is lost, nothing is lost. If health is lost, something is lost. But, if character is lost, everything is lost." kita tak hanya harus pintar tapi kita juga harus memliki karakter yang baik. Banyak pembicara dalam seminar ini, baik DR. Mee Young Choi selaku UNESCO ESD team Leader dan  Mrs. Ursula Mclackland (Regional Secretary General, UPF Asia) serta Ibu Multamia namun keseluruhan seminar ini merangkum mengenai bagaimana pentingnya pembangunan karakter dalam pendidikan. Tujuannya adalah kita sebagai generasi penerus memiliki pengembangan karakter yang baik dan nantinya lahir sebagai pemimpin-pemimpin ideal. Yang ingin saya bagikan adalah pengalaman berlanjut setelah mengikuti seminar ini. 

UPF adalah salah satu badan yang rajin mengkampanyekan mengenai perdamaian. Salah satu project mereka adalah  pendidikan karakter sebagai fondasi kepemimpinan, komunikasi dan pembangunan bangsa. Hal ini kemudian menggerakkan saya dan teman saya untuk mengikuti 1-Day Youth Leadership Training yang diselenggarakan oleh UPF. Di sana kami belajar, mulai dari bagaimana mempunyai mimpi, memiliki visi, menemukan nilai diri kita sampai pada hidup untuk kepentingan orang lain. Yang menarik adalah beberapa staff ALT (Asian Leadership Training) merupakan orang-orang muda yang berasal dari berbagai negara, yaitu Taiwan, Kamboja, Filipina dan Thailand. Mereka adalah orang-orang muda dengan penuh semangat dan  keberanian (saya mulai bercermin diri ketika melihat mereka). Kami belajar untuk bisa berbaur dengan orang-orang yang baru kami kenal, bergaul dengan orang-orang dari berbagai negara, belajar untuk bekerja dalam tim. Uniknya mereka selalu mengajarkan sebuah tarian dan akan selalu ada sesi menari di akhir acara. Ini melatih kami agar tidak malu-malu menari bersama.

Banyak hal-hal positif yang bisa kami pelajari salah satunya adalah bagaimana seorang anak berusia 6 tahun di Canada mulai berpikir untuk hidup bagi orang lain dan belajar dari Disney Land.  Ryan adalah seorang anak laki-laki yang ketika itu berusia 6 tahun, ia mengusahakan dengan kemampuannya untuk membantu masyarakat Uganda yang saat itu mengalami krisis air bersih. 


Dan kita pun tidak asing lagi dengan Walt Disney dengan magical park-nya yaitu Disney Land. Walt mempunyai visi agar ada tempat bagi anak-anak dan orang tua untuk dapat merasakan kebahagiaan bersama. Satu ketika sebuah restoran di Disney Land menyediakan menu untuk anak-anak atau children's menu yang hanya bisa dipesan jika orang tua membawa anak-anak mereka yang berusia 3-9tahun. Usia di atas itu tidak diperbolehkan untuk memesan children's menu. Hari itu datang sepasang suami istri yang hendak memesan children's menu kepada pelayan, sesuai peraturan pelayan tidak diperbolehkan untuk memberikan children's menu, tetapi sepasang suami istri ini terus memaksa untuk memesannya. Jika pelayan ini mengijinkan mereka memesan mungkin ia akan mendapat teguran atau hukuman dari atasannya, maka si pelayan bertanya, mengapa mereka begitu ingin memesan menu anak-anak. Ternyata sepasang suami istri ini biasa memesan children's menu bersama dengan anak mereka, tetapi si anak meninggal dalam sebuah kecelakaan karena itu mereka ingin memesan menu tersebut sebagai peringatan pada anak mereka. Mendegar itu si pelayan membiarkan mereka untuk memesan children's menu. Keesokannya ia memberitahu perihal itu kepada atasannya, tetapi apa yang dikatakan oleh atasanya? bahwa ia telah melakukan perbuatan yang benar. Sepasang suami-istri itu pasti bahagia karenanya. Dua kisah ini membuat saya bercermin diri, apa yang sudah saya perbuat untuk orang lain? dan.. bagaimana saya telah menunjukkan kasih kepada setiap orang. 

Karakter orang hebat, ia dipercaya dan dihargai. Bagaimana agar kita dipercayai dan dihargai orang lain? mulailah untuk mencintai dan melakukan sekecil apapun tanggung jawab yang diberikan lakukanlah dengan setia dan bertanggung jawab. Karakter orang hebat tidak hanya ditentukan dari kepintaran yang ia miliki. Milikilah kerendahan hati, kita memerlukan kerendahan hati untuk melayani orang lain,misalnya mau menyapa orang terlebih dahulu dan pintar memahami orang lain. Selain itu karakter orang hebat yaitu memiliki self confidence, memiliki keyakinan pada diri sendiri dan tidak minder (krisis yang dialami anak muda pada masa kini) percaya kalau kita juga memiliki kemampuan. Dan motivasi, mulailah bergaul dengan orang-orang yang bisa memotivasi kita, bacalah dan dengarlah hal-hal yang membangkitkan motivasi dan bacaan ataupun tontontan yang menginspirasi. Sebagai anak muda kita perlu menemukan visi dalam hidup kita, selidiki passion yang ada dalam diri kita, sehingga benar-benar dengan yakin kita bisa mengatakan "i want to do this!" ...Dunia sedang membutuhkan perdamaian.

"Education has had two great goals: 
To help young people to become smart and become good." Thomas Lickona



Referensi:
*Seminar "National Character Building and Sustainable Development", jumat (27/5)
*1-Day Youth Leadership Training Program, UPF Peace Centre, Tomang (4/6)
* Saturday Preaching by Richard Soerinta.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar