Selasa, 26 April 2011

Pemasaran Politik

oleh: Eko Harry Susanto
Rabu 20 April 2011



Marketing politik adalah variasi dari kebijakan komunikasi pemasaran untuk mempromosikan seorang atau proyek politik dengan menggunakan model teknik pemasaran komersial sebagai mewakili seperangkat metode yang dapat digunakan oleh organisasi-organisasi politik untuk pencapaian tujuan dalam hal program politik atau dalam memengaruhi perilaku para pemilih dengan melakukan propaganda (wikipedia). Bagaimana orang-orang dalam organisasi melakukan bisnis dengan politik. Definisi lain menyebutkan pemasaran politik merupakan cara yang dilakukan untuk mendorong para pemilih untuk menginvestasikan kepercayaan terhadap kontestan tertententu. Bentuk dari pemasaran politik berupa kampanye politik, misal iklan kampanye calon ketua umum partai Demokrat, Andi Alfian Mallarangeng.
Iklan politik merupakan iklan pemerintahan yang bertujuan bagi pencitraan negara. Pemasaran politik menghasilkan nilai komersil yang besar, pemicunya adalah demokrasi komunikasi di mana masyarakat diberi kebebasan untuk beropini. Saat ini opini terhadap pemerintah sudah terbuka. Bagaimanakah proses pemasaran politik?
  • Pertama, konsultan politik (praktisi komunikasi) melakukan riset khalayak/pemilih. Misalnya dengan menyebarkan kuesioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan khalayak terhadap calon A.
  • Mengembangkan strategi pemasaran politik. Yaitu, bagaimana mengembangkan elektabilitas (keterpilihan) yang rendah menjadi tinggi. Pesan yang dikemas harus sesuai dengan segmented media yang dipergunakan.
  • Menetapkan program pemasaran politik. Program pemasaran politik harus jelas sasarannya dan down to earth.
  • Evaluasi dan perbaikan model pemasaran politik.
Hasil riset khalayak yang dipaparkan harus orisinil, natural dan bebas nilai. Hasil riset diperlukan sebagai masukan bagi pemasaran politik parpol (untuk branding), namun untuk kepentingan iklan politik, bisa dikemas dari aspek yang menguntungkan partai politik. Segala strategi pemasaran politik harus dilakukan oleh individu dan institusi yang kredibel di mata khalayak, khalayak mengharapkan keadaan yang lebih baik dalam kepuasan kebutuhan politik. Kelemahan pemasaran politik: tidak mudahnya menjalankan pemsaran politik dalam koridor komunikasi, siapapun  harus berhati-hati dalam mebuat pernyataan atau kritik.  

Pemasaran politik diharapkan mampu menanamkan keunggulan seorang kandidat dalam benak pemilihnya, oleh karena itu isi pesan pemasaran merupakan hal yang patut diperhatikan. Hal-hal yang patut diperhatikan dalam mengemas pesan pemasaran politik, antara lain:

  • Menciptakan pesan yang kreatif. Kenali kebutuhan informasi masyarakat dan lingkungannya. Tim sukses SBY pernah melakukan kesalahan,  di Palembang ketika itu mereka menciptakan jargon "SBY Berbudi" tanpa mengetahui arti kata budi di daerah tersebut  yang berarti menipu atau berbohong. Kini 
  • Pesan itu harus simpel. Pesan politik harus sederhana agar mudah dipahami oleh publik. 2 hal yang menjadi ciri khas dari SBY yang selalu dikumandangkan pada masa-masa pemilu adalah "Lanjutkan" dan "Bersama Kita Bisa" Kata lanjutkan seolah memberi sugesti prestasi yang tlah dicapai selama kepemimpinannya harus tetap diteruskan, sedangkan kalimat bersama kita bisa memberi easa optimisme bahwa keadaan yang lebih baik bisadiperjuangkan bersama.
  • Gagasan berbeda. Dalam megemas pesan politik diperlukan keberanian untuk tampil beda.
  • Pesan efektif dan efisien.
Dalam dunia bisnis tujuan akhir dari pemasaran adalah kepuasan konsumen melalui produk yang dikonsumsi, sedangkan tujuan akhir dari oemasaran politik adalah mengincar terbentuknya makna-makna politik dalam benak konsumen melalui stimulus produk politik


Selasa, 05 April 2011

Komunikasi Psikologi Massa

Dosen: Henny Wirawan 
Rabu, 30 Maret 2011
Menurut Gustave Le Bon (pelopor piskologi massa) Massa adalah suatu kumpulan orang banyak, berjumlah ratusan atau ribuan, yang berkumpul dan mengadakan hubungan untuk sementara waktu, karena minat dan kepentingan yang sama. Contoh orang yang menonton konser musik bersama, menonton bioskop, dsb. Massa terbagi menjadi beberapa antara lain, massa aktif (MOB), misalnya orang-orang yang bedemo atau berunjuk rasa; massa pasif (audience), misalnya peserta pidato; massa abstrak: terbentuk karena kesamaan minat namun tidak terorganisir atau tidak mempunyai struktur yang jelas; massa konkrit:kumpulan orang yang mempunyai ikatan batin batin, mereka mempunyai norma yang dipatuhi bersama. 

  • Psikologi massa: adalah proses mental dan perilaku kolektif yang ditujukan kepada gerakan-gerakan perubahan sosial, bukan yang bersifat insidental mau pun aksidental. 
Psikologi massa berkaitan dengan perilaku kolektif (collective behavior), menurut Milgran dan Touch perilaku kolektif ialah suatu perilaku yang lahir secara spontan, relatif, tidak terorganisasi serta hampir tidak bisa diduga sebelumnya, proses kelanjutannya tidak terencana dan hanya tergantung pada stimulasi timbal balik yang muncul dikalangan para pelakunya. Perilaku kolektif merupakan tanggapan kerumunan (dilakukan oleh sejumlah orang) terhadap suatu rangsangan. Misalnya kasus  penipuan yang dilakukan oleh Selly bisa menggambarkan orang-orang saat ini bisa berubah menjadi lebih curiga jika berhadapan dengan wanita berparas cantik. Kasus lainnya yaitu pengiriman paket yang dicuragai bom sehingga membuat masyrakat panik dan was-was apabila menerima sebuah kiriman apalagi dalam bentuk kotak yang belum tentu berisi bom, masyarkat menjadi takut.  Hal ini memperlihatkan bahwa sebuah benda ataupun peristiwa /ide mampu memicu perilaku kolektif. Massa mudah sekali bereaksi, tergantung siapa yang memancing. Aktor dalam psikologi massa bertindak sebagai inisiator dan ia bukan merupakan aktor tunggal yang bekerja sendiri di dalam gerakan sosial. Misalnya dalam aksi unjuk rasa, para demonstran adalah orang-orang yang dibayar untuk 'berteriak-teriak' tanpa diketahui siapa pemimpin jelasnya dan seringkali mereka hanya bertindak sesuai yang diperintahkan tanpa mengetahui alasan yang jelas mengapa mereka berada di situ.

Neil Smelser mengemukakan 6 kondisi yang dapat memicu perilaku kolektif:
  • struktur sosial yang baik memunculkan perilaku kolektif yang baik pula
  • adanya ketegangan yang secara struktural terjadi dalam masyarakat
  • adanya kepercayaan atau keyakinan bersama yang mendorong masyarakat melakukan tindakan bersama.
  • adanya peristiwa yang memicu perilaku kolektif. Misalnya kerusuhan tahun '98 yang memicu penjarahan dan serangan-serangan bagi etnis Tionghoa. Kerusuhan diawali dengan krisis finansial Asia.
  • adanya mobilisasi massa. Contohnya dibalik demonstrasi yang pemimpinnya tidak jelas
  • adanya kegagalan kontrol sosial. Misalnya peraturan-peraturan yang seringkali dilanggar. Masyarakat bisa melakukan apa saja apabila kontrol sosial gagal.
Tujuan dari psikologi massa menjurus pada gerakan-gerakan sosial maupun politik, dan bagian dari praktisi komunikasi adalah bagaimana mengemas sebuah pesan  yang berkaitan dengan orang banyak  menjadi komunikasi yang efektif.